02.25

ASEAN

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN PEMASARAN LANJUT

ASIA TENGGARA “



DISUSUN OLEH :

  1. FARIDA ARIYANI NPM : 10207444

  2. GRACIA ELISABETH R NPM :10207906

  3. NURAIDA NPM : 10207816

  4. YOSTA YUSFIANI NPM : 11207206


KELAS : 4EA06


UNIVERSITAS GUNADARMA

2010


  1. PENDAHULUAN

Asia Tenggara adalah sebuah kawasan di benua Asia bagian tenggara. Kawasan ini mencakup Indochina dan Semenanjung Malaya serta kepulauan di sekitarnya. Asia Tenggara berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Samudra Pasifik di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan anak benua India di barat.Asia Tenggara biasa dipilah dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan (ATD) dan Asia Tenggara Maritim (ATM).

Malaysia, meskipun ada bagian yang tersambung ke benua Asia, biasa dimasukkan ke dalam ATM karena alasan budaya. Semua negara Asia Tenggara terhimpun ke dalam organisasi ASEAN, kecuali Timor Leste. Yang terakhir ini berstatus sebagai pengamat. Namun oleh beberapa pihak, atas alasan politis, negara ini dimasukkan ke kawasan Pasifik.

Secara geografis (dan juga secara historis) sebenarnya Taiwan dan pulau Hainan juga termasuk Asia Tenggara, sehingga diikutkan pula. Namun demikian, karena alasan politik Taiwan dan pulau Hainan lebih sering dimasukkan ke kawasan Asia Timur. Kepulauan Cocos dan Pulau Christmas, yang terletak di selatan Jawa, oleh beberapa pihak dimasukkan sebagai Asia Tenggara meskipun secara politik berada di bawah administrasi Australia. Sebaliknya, Pulau Papua dimasukkan sebagai Asia Tenggara secara politik meskipun secara geologi sudah tidak termasuk benua Asia.

Nama untuk kawasan ini pertama kali dipakai pada abad ke-20. Sebelumnya Asia Tenggara dikenal dengan nama India Belakang (jika dibandingkan dengan anak benua India). Subkawasan Asia Tenggara terdiri dari sebelas negara, beberapa di antaranya berada di daratan utama (mainland), yang juga dikenal sebagai Asia Tenggara Daratan (Indocina) dan sebagian lagi seluruhnya merupakan kepulauan (Asia Tenggara Maritim), yang dikenal dengan istilah beragam, seperti Kepulauan Selatan (Nan Yang, Cina dan Vietnam), Kepulauan Melayu (Malay Archipelago menurut A.R. Wallace), Malayunesia (Logan), Indonesia (Logan dan Adolf Bastian), Hindia Timur (Oost-Indie, Belanda), Malaysia, Insulinde (oleh orang Hindia Belanda di awal abad ke-20), atau Nusantara (oleh masyarakat Indonesia). Agak menarik bahwa Semenanjung Malaya biasanya dimasukkan dalam wilayah kepulauan meskipun masih tersambung dengan benua Asia.



  1. LINGKUNGAN DEMOGRAFI

  • Penduduk ( Suku / Ras )

Penduduk asli Asia Tenggara terdiri dari berbagai macam suku yang jumlahnya sangat banyak,diantaranya :

Kamboja

suku Khmer (94%), Tionghoa (4%), suku Vietnam (1%), lainnya (kebanyakan suku Cham) (1%)

Laos

Lao Daratan Rendah (56%), Lao Theung (34%), Lao Soung (10%)

Myanmar

suku Burma (68%), Shan (9%), Karen (6%), Rakhine (4%), lainnya (termasuk suku Tionghoa dan Indo-Arya) (13%)

Thailand

suku Thai (75%), Tionghoa (14%), suku Melayu (4%), Khmer (3%), lainnya (4%)

Vietnam

suku Vietnam (88%), Tionghoa (4%), Thai (2%), lainnya (6%)

Brunei

Melayu (69%), Tionghoa (18%), suku pribumi Brunei (6%), lainnya (7%)

Filipina

Filipino (80%), Tionghoa (10%), Indo-Arya (5%), bangsa Eropa dan Amerika (2%), Arab (1%), lainnya (2%)

Indonesia

suku Jawa (41,7%), suku Sunda (15,4%), suku Melayu(Riau,Palembang) (3,4%), suku Madura (3,3%), suku Batak (3.0%), suku Minangkabau (2,7%), suku Betawi (2,5%), suku Bugis (2,5%), suku Banten (2,1%), suku Banjar (1,7%), suku Bali (1,5%), suku Sasak (1,3%), suku Makassar (1,0%), suku Cirebon (0,9%), suku Tionghoa (0,9%), suku Aceh (0,43%), suku Toraja (0,37%), sisanya ratusan suku kecil dari Rumpun Melanesia dan Melayu-Polinesia.

Malaysia

Melayu dan Orang Asli (60%), Tionghoa (30%), Tamil (6,4%), lainnya (2%)

Singapura

Tionghoa (76%), Melayu (15%), Indo-Arya (7%), lainnya (2%)



  • Agama

Agama yang dianut oleh penduduk Asia Tenggara sangat beragam dan tersebar di seluruh wilayah. Agama Buddha menjadi mayoritas di Thailand, Myanmar, dan Laos serta Vietnam dan Kamboja. Agama Islam dianut oleh mayoritas penduduk di Indonesia, Malaysia, dan Brunei dengan Indonesia menjadi negara dengan penganut Islam terbanyak di dunia. Agama Kristen menjadi mayoritas di Filipina. Di Singapura, agama dengan pemeluk terbanyak adalah agama yang dianut oleh orang Tionghoa seperti Buddha, Taoisme, dan Konfusianisme.

Walau begitu, di beberapa daerah, ada kantong-kantong pemeluk agama yang bukan mayoritas seperti Hindu di Bali dan Kristen di Maluku dan Papua atau Islam di Thailand dan Filipina bagian selatan.

  • Keadaan Flora & Fauna

Garis khayal Wallace yang memisahkan fauna Australasia dengan Asia Tenggara.

Beraneka ragam hewan hidup di Asia Tenggara; di pulau Kalimantan, dapat ditemukan orangutan, Gajah Asia, Badak Sumatra dan Macan Dahan (Neofelis nebulosa diardi). Binturong dapat ditemukan di pulau Palawan.

Kerbau, baik yang dipelihara maupun yang liar, tersebar di sepanjang Asia Tenggara, sedangkan kancil dapat ditemukan di Sumatra dan Kalimantan. Kancil sendiri merupakan hewan yang sering muncul dalam cerita-cerita rakyat di Indonesia dan banyak dikenal anak-anak.

Burung-burung yang cantik seperti burung merak dan srigunting (drongo) hidup di subkawasan Asia ini hingga sejauh sebelah timur Indonesia. Babirusa (babi dengan empat gading), anoa, dan komodo juga terdapat di Indonesia. Burung Enggang banyak dicari untuk paruhnya dan diperdagangkan ke Tiongkok. Tanduk badak juga turut diperdagangkan.

Kepulauan Indonesia dipisahkan Garis Wallace. Garis ini berada di sepanjang sebuah perbatasan lempeng tektonik, dan memisahkan spesies Asia (Barat) dari spesies Australasia (Timur). Pulau-pulau antara Jawa/Kalimantan dan Papua yang membentuk kawasan campuran di mana kedua spesies ada dinamakan Wallacea.

Perairan dangkal di terumbu karang (coral reef) di Asia Tenggara mempunyai tingkat biodiversitas tertinggi untuk ekosistem laut di dunia, di mana ikan-ikan dan moluska banyak dijumpai. Ikan hiu paus (rhincodon typus) juga hidup di Laut China Selatan.

Pepohonan dan tanaman lainnya di kawasan ini adalah tumbuhan tropis; di beberapa negara di mana terdapat gunung-gunung yang cukup tinggi, tanaman bersuhu menengah dapat ditemukan. Wilayah-wilayah hutan hujan (rainforest) ini saat ini banyak mengalami penebangan liar, khususnya di Kalimantan.

Meskipun Asia Tenggara kaya akan flora dan fauna, kawasan ini menghadapi penebangan hutan yang berat, sehingga mengakibatkan hilangnya habitat berbagai spesies terancam seperti orangutan dan Macan Sumatra. Pada saat yang sama, kabut asap juga merupakan peristiwa yang lazim. Kabut asap terburuk yang pernah terjadi berlangsung pada tahun 1998 di mana beberapa negara diselimuti kabut yang tebal. Menghadapi masalah ini, beberapa negara di Asia Tenggara menandatangani Persetujuan ASEAN mengenai Polusi Kabut Asap Transperbatasan (ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution) untuk melawan polusi yang diakibatkan kabut asap.













  1. LINGKUNGAN SOSIAL

Untuk Lingkungan Sosial negara – negara yang berada di Asia Tenggara yang menempati urutan pertama berdasarkan tingkat pendapatannya sehingga dapat disebut sebagai negara yang memiliki Lingkungan Sosial yang baik adalah Singapura , disusul oleh Brunei, Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam, Laos, Kamboja, dan yang terakhir Myanmar. Urutang tersebut mencerminkan keadaan lingkungan sosial yang turut menjamin kesejahteraan setiap masyarakatnya.Kesejahteraan yang baik dapat memberikan dampak yang positif terhadap perkembanganan atas suatu negara.

  1. LINGKUNGAN EKONOMI

Kebanyakan ekonomi negara-negara di Asia Tenggara masih digolongkan kepada negara berkembang, hanya Singapura yang digolongkan ke dalam negara maju.Ekonomi kawasan Asia Tenggara masih banyak tergantung pada hasil alam, dengan pengecualian Singapura. Dengan pembentukan kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara oleh negara-negara ASEAN diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. Target integrasi ekonomi ASEAN pada 2015 dihadapkan pada realitas bahwa sepuluh anggota organisasi itu sangat beragam, baik dari segi politik maupun ekonomi. Menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada 7-9 April mendatang, para pemimpin negara di kawasan diperkirakan akan banyak membahas*integrasi eke1 nomi ASEAN pada 2015.

Selain soal integrasi ekonomi, dalam KTT ini mungkin juga akan dibicarakan mengenai isu perubahan iklim serta kondisi terkini di Burma menjelang pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) pada akhir tahun. Konsep yang dikemukakan mengenai integrasi ekonomi ini termasuk pembentukan zona perdagangan bebas, pem-bangunan infrastruktur fisik darat dan udara yang menghubungkan sepuluh negara anggota, serta mempermudah pergerakan manusia dari satu negara ke negara anggota laiN.Namun, rencana besar ASEAN yang ingin meniru konsep komunitas Uni Eropa (UE) itu dibenturkan dengan kenyataan bahwa ada jurang lebar yang memisahkan negara-negara di kawasan. Terlebih sejak berlakunya ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) pada Januari lalu, masih ada beberapa negara di ASEAN yang perlu beradaptasi dengan kesepakatan penting itu.

Contohnya Indonesia yang tidak lama setelah ACFTA berlaku, negara anggota terbesar ASEAN itu mendapat tekanan dari kalangan industri dome.s-"tik yang mengMfigTiiXairdrrafar-kannya renegosiasi. UE awalnya juga berniat bernegosiasi membentuk FTA dengan negara-negara ASEAN secara kolektif. Namun pada akhirnya, UE memutuskan berunding dengan tiap negara, ndak secara kolektif. Pendekatan serupa ingin dilakukan Amerika Serikat (AS).

Selain Indonesia dan Vietnam, Singapura adalah negara dengan pendapatan per kapita mencapai 35.000 dollar AS. Pertumbuhan gedung-gedungpen-cakar langit di negara-negara tersebut berbanding terbalik dengan negara miskin di kawasan, seperti Laos dan Kamboja. Selain itu, negara anggota lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Thailand adalah gabungan antara pemerintahan monarki dandemokrasi yang-iengah tumbuh. Belum lagi ditambah Burma dengan pemerintahan diktator militeristiknya.

Sumber dari kalangan diplomat mengakui bernegosiasi FTA dengan masing-masing negara anggota ASEAN lebih menguntungkan bagi negara Barat. Tujuannya adalah untuk menghindari berurusan dengan Burma, negara yang dli-solasi oleh Barat. Saran Severino Mantan Sekretaris Jenderal ASEAN Rodolfo Severino menyatakan penghapusan penghalang tarif dalam perdagangan di kawasan Asia Tenggara tengah berjalan, setidaknya di atas kertas.

Namun, dalam artikel Severino yang diterbitkan di surat kabar Straits Times pekan lalu, dia berpendapat ada hal-hal lain yang dibutuhkan untuk melengkapi integrasi yang lebih luas dan efektif. Severino menyarankan integrasi ekonomi ASEAN membutuhkan pembangunan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi terpadu. Selain itu, ASEAN perlu menghapus ganjalan teknis di bidang poli tik dan ekonomi demi melancarkan perpindahan barang, jasa, manusia, dan gagasan ike seluruh" penjuru kawasah.J

Dia berharap para pemimpin ASEAN yang akan bertemu di Hanoi, Vietnam, pada 7-9 April nanti akan memberi landasan kuat bagi terbentuknya proses integrasi ekonomi ASEAN. Sementara itu, Ernest Bower, pakar Asia Tenggara dari Center for Strategic and International Studies di Washington, mengatakan bahwa target integrasi ekonomi ASEAN merupaka "tujuan yang dipaksakan" "Kekhawatiran Indonesia terhadap dampak ACFTA membuktikan keterbatasan pendekatan regional dalam integrasi ekonomi

Didalam perjanjian yang dibuat oleh Asosiasi Bangsa – Bangsa – bangsa di Asia Tenggara tertuang penggaturan mengenai peratusan bekerjasama dalam hal ekonomi .Kerjasama ekonomi ditujukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi dengan cara saling membuka perekonomian negara-negara anggota dalam menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Kerjasama ekonomi mencakup kerjasama-kerjasama di sektor perindustrian, perdagangan, dan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas di ASEAN (AFTA).

Beberapa contoh kerjasama ekonomi adalah:

  • Kerjasama di sektor industri yang dilakukan melalui Kerjasama Industri ASEAN (ASEAN Industrial Cooperation /AICO);

  • Kerjasama di sektor perdagangan dilakukan dengan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) melalui pemberlakuan Tarif Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tariff - CEPT) antara 5-10% atas dasar produk per produk, baik produk ekspor maupun impor guna menghilangkan kendala perdagangan di antara negara-negara ASEAN;

  • Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara (Free Trade Agreement/FTA);

  • Kerjasama di sektor jasa yang meliputi kerjasama di sektor transportasi dan telekomunikasi, pariwisata, dan keuangan;

  • Kerjasama di sektor komoditi dan sumber daya alam;

  • Kerjasama di sub-sektor pertanian dan kehutanan;

  • Kerjasama di sektor energi dan mineral;

  • Kerjasama di sektor usaha kecil dan menengah; dan

  • Kerjasama dalam bidang pembangunan.



Berikut ini Tabel PDB Berdasarkan PPP, data yang berisikan mengenai status Ekonomi Negara – Negara Di Asia Tenggara, dikeluarkan oleh IMF pada September 2004.

Negara

PDB (PPP)
juta
dolar inter.

PDB (PPP)
per kapita
dolar inter.

Indonesia

820.543

3.661 (6)

Thailand

514.236

7.851 (4)

Filipina

391.849

4.652 (5)

Malaysia

271.167

10.449 (3)

Vietnam

222.345

2.685 (7)

Singapura

111.507

25.384 (1)

Myanmar

81.283

1.466 (10)

Kamboja

25.648

1.775 (9)

Laos

11.832

1.972 (8)

Brunei

5.658

15.171 (2)




5. LINGKUNGAN HUKUM DAN POLITIK

Untuk kegiatan berpolitik dan semua kegiatan yang berhubungan dengan hokum untuk Negara Negara di Asia Tenggara tergabung dalam organisasi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA). atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.

ASEAN adalah salah satu dari sedikit organisasi internasional yang bersifat “anomali” karena selama lebih dari 40 tahun tidak memiliki landasan hukum (konstitusi). Dengan ketiadaan anggaran dasar dan anggran runah tangga, ASEAN tidak diakui sebagai subyek hukum internasional. Landasan kerjasamanya sebatas komitmen politis non-binding, berupa deklarasi, statement, dan keputusan para menteri dan KTT.

Tidak sebagaimana organisasi internasional atau regional lainnya, yang dalam pembentukannya berdasarkan suatu instrumen pokok18, dalam pembentukan ASEAN walaupun tidak dengan persetujuan, para wakil dari lima negara yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand telah mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk membentuk apa yang disebut Persekutuan Negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) tanpa perjanjian atau persetujuan yang akan diratifikasi oleh para anggotanya melainkan hanya dengan suatu Deklarasi yang ditandatangani oleh kelima Menteri Luar Negeri. Dalam perjalanannya hingga empat dekade ASEAN belum memiliki suatu landasan formal yang berkekuatan hukum, mengingat selama ini kerjasama ASEAN cenderung bersifat informal dengan pendekatan musyawarah mufakat.

Sama halnya seperti dalam linkungan Ekonomi, semua negara yang bergabung dalam persatuan bangsa bangsa di Aasia Tenggara membangun Kerjasamanya guna memperfbaiki keadaan berpolitik di masing – masing negara. Kerjasama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan perdamaian khususnya di kawasan dan umumnya di dunia. Kerjasama dalam bidang politik dan keamanan dilakukan menggunakan instrumen politik seperti Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone Of Peace, Freedom And Neutrality/ ZOPFAN), Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation /TAC in Southeast Asia), dan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWFZ).

Selain ketiga instrumen politik tersebut, terdapat pula forum kerjasama dalam bidang politik dan keamanan yang disebut ASEAN Regional Forum (ARF). .
Beberapa kerjasama politik dan keamanan:

  • Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters/MLAT);

  • Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention on Counter Terrorism/ACCT);

  • Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM) yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog serta kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan;

  • Penyelesaian sengketa Laut China Selatan;

  • Kerjasama Pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang, penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut, kejahatan internet dan kejahatan ekonomi internasional;

  • Kerjasama di bidang hukum; bidang imigrasi dan kekonsuleran; serta kelembagaan antar parlemen;



6.KESIMPULAN

Sebelumnya Asia Tenggara dikenal dengan nama India Belakang (jika dibandingkan dengan anak benua India). Subkawasan Asia Tenggara terdiri dari sebelas negara, beberapa di antaranya berada di daratan utama (mainland), yang juga dikenal sebagai Asia Tenggara Daratan (Indocina) dan sebagian lagi seluruhnya merupakan kepulauan (Asia Tenggara Maritim), yang dikenal dengan istilah beragam, seperti Kepulauan Selatan (Nan Yang, Cina dan Vietnam), Kepulauan Melayu (Malay Archipelago menurut A.R. Wallace), Malayunesia (Logan), Indonesia (Logan dan Adolf Bastian), Hindia Timur (Oost-Indie, Belanda), Malaysia, Insulinde (oleh orang Hindia Belanda di awal abad ke-20), atau Nusantara (oleh masyarakat Indonesia). Agak menarik bahwa Semenanjung Malaya biasanya dimasukkan dalam wilayah kepulauan meskipun masih tersambung dengan benua Asia.

Berdasarkan Informasi – Informasi yang telah disusun diatas, Negara – Negara yang berada di Asia tenggara umumnya merupakan Negara yang sedang berkembang. Masing – masing nergara memiliki persoalanya sendiri. Namun demikian karena mereka disatukan dalam satu organisasi yakni ASEAN Sehingga terjalinlah berbagai bentuk kerjasama yang pada akhirnya membawa dampak yang positif guna pembangunan di tiap negara anggotanya.



REFERENSI





0 komentar: